WELCOME

Minggu, 17 November 2013

Gunung Salak


Gunung Salak memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6o43’ LS dan 106o44’ BT dan dinamakan puncak salak 1 dengan ketinggian  puncak 2.211 meter dari permukaan laut. Banyak yang mengira asal nama “Salak” adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sangsakerta, Salaka yang berati ‘Perak’. Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berasa dipuncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem kawah Ratu.

Semenjak tahun 1600- an tercatat terjadi beberapa kali letusan, diantaranya rangkaian letusan antara 1668 – 1699, 1780, 1902 – 1903 dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatif yang terjadi dikawah Cikuluwung Putri.

Pada tahun 1948 Hoogerwerf membuat satu penelitian terhadap gunung ini. Dia menyatakan Gunung Salak mempunyai 232 jenis burung yang hidup di perbukitannya. Selain itu, Gunung Salak kerap disebut – sebut gunung paling tua. Yakni berdasarkan penelitian Hartman pada tahun 1938.

Seorang pakar budaya dan ahli sejarah Bogor, Eman Sulaeman, mempunyai versi lain mengenai keunikan Gunung Salak.Beliau mengatakan pada abad ke-4 hingga 5 Masehi. Kerajaan ini tercatat sebagai kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat.

Menurut Eman, terdapat 91 lokasi yang menjadi tempat bersemedi para raja dan pengikutnya. Sebut saja patilasan raja Padjajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja yang breada di kaki Gunung Salak. Wajar apabila ada 40 makam Hindu di kaki gunungnya.

Gunung yang berada di wilayah Bogor ini mempunyai berbagai macam keunikan. Hal demikian tidak hanya dilihat dari tinjauan nilai mistisnya, tapi juga ada aspek – aspek lain yang berupa sejarah hingga runtutan tragedi yang pernah terjadi di gunung ini.

Gunung Salak Bogor memang tidak setinggi Gunung Gede, namun tingkat kesulitan yang dimiliki Gunung Salak begitu sulit untuk didaki. Termasuk keberadaan kawah Ratu yang ada diwilayahnya. Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur, yaiut jalur Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Sukabumi, Wana Wisata Curug Pilung, Cimelati, Pasir Rengit dan Ciawi. Belum lagi jalur – jalur yang tidak resmi yang dibuat para pendaki dan masyarakat sekitar.

Banyaknya jalur menuju puncak Gunung Salak dan saling bersimpangan tentu membingungkan para pendaki. Banyak diantanya yang kemudian tersasar dan menghilang. Banyaknya jalur pendakian banyak pula mitos yang menyelimuti Gunung Salak. Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang sering didaki adalah puncak salah II dan salak I.

Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini. Selain kawasan ini dianggap suci bagi kalangan masyarakat Sunda Wiwitan karena dianggap sebagai tempat terakhir Prabu Siliwangi.
Lokasi ini juga disebut – sebut banyak menyimpan harta karun peninggalan Belanda (VOC). Banyak sekali cerita rakyat yang membicarakan tentang harta karun peninggalan Belanda ini, ada yang bilang pasukan Belanda menyembunyikan harta tersebut di kaki Gunung Salak agar tidak ketahuan oleh pasukan Jepang, karena pada saat itu Jepang telah memukul mundur pasukan Belanda dan menguasai Indonesia. Tapi sampai saat ini belum ada juga yang menemukan harta tersebut dan konon itu hanya isu belaka.

Gunung tetaplah gunung, sudah sepatutnya kita tidak mengkaitkan peristiwa – peristiwa diatas kepada hal – hal yang berbau mistis dan sebagainya karena semua itu hanyalah kecelakaan semata yang masih bisa dijelaskan dan diterima dengan akal sehat. Dengan semua cerita yang beredar di masyarakat sebaiknya kita tidak langsung mempercayainya.

0 komentar: